![]() |
Mgr. Leo Sukoto, SJ |

![]() |
P. Heinrich Heekeren, SVD |
Sesudah melihat beberapa tempat, sampailah rombongan ini ke Tugu. Waktu itu hanya ada satu rumah yang ada di sepanjang jalan menuju lokasi. Jalan masuk pun cukup sulit, jembatan masih darurat dan tanpa reiling (bagian di kiri-kanan). Lokasi itu semula seperti di tengah hutan. Di lokasi yang dituju, awalnya hanya ada satu rumah dari kayu yang dipakai sebagai ruang tidur dan ruang kaca yang besar serta rumah untuk pembantu. Sebagai tambahan pada ruang kaca juga ada ruangan untuk tidur. Setelah melihat semua itu, P. Heekeren, SVD mengatakan bahwa inilah tempat yang cocok untuk rumah retret. Beliau mempersilahkan upaya pembelian lokasi tersebut.
Kemudian keluarga Hollinger dihubungi. Karena ada surat perjanjian antara Hollinger dengan keluarga Mochtar Lubis, maka bapak Mochtar Lubis dan istrinya pun dihubungi. Notaris juga dihubungi untuk mengatur jual-beli rumah dan tanah sesuai dengan yang berlaku di Indonesia. Akhirnya setelah semua dilalui, transaksi jual-beli lokasi rumah retret SVD pun terjadi di Hotel Borobudur Jakarta.
Aktivitas Rumah Retret SVD pada awalnya
Akhirnya ijin pembangunan dikeluarkan pemerintah setempat pada tanggal 26 September 1989. Berbekal surat ijin itu, dimulailah pembangunan rumah retret Tugu Wacana. Yang berjasa dalam memperjuangkan surat ijin pembangunan adalah Pak Davey Djukardi. Proses pembangunan rumah retret itu pada awalnya juga menyertakan Ibu Siska Djukardi dan arsitek Ibu Dewi Djukardi. Kesulitan pada proses pembangunan itu juga dihadapi, diantaranya adalah pengangkutan semua bahan bangunan yang harus melewati jalan sempit dan kecil, mengarungi jembatan yang jelek. Sementara pembangunan berlangsung, beberapa kelompok tetap memanfaatkan untuk kursus-kursus dan retret.

Perkembangan tiga tahun terakhir…
Sejak tahun 2010 Pimpinan SVD Jawa memikirkan secara serius pemanfaatan dan pengembangan rumah retret Tugu Wacana. Seiring dengan kebutuhan umat Jakarta dan sekitarnya maka dibangun biara yang selanjutnya dinamai “Pondok Agustinus”, rumah kayu atau semacam cottage, gua Maria dan camping ground. rumah retret juga ditunjuk untuk bertanggungjawab terhadap penanganannya.
Adapun semakin dikenalnya rumah retret Tugu Wacana semakin banyak kelompok yang tertarik untuk memanfaatkannya. Namun tetap terbatas penggunaannya untuk kegiatan rohani seperti dan retret,(bukan meeting atau pelatihan umum) baik itu kelompok umat, biarawan biarawati, keluarga, orang muda maupun untuk kegiatan dari umat kristen lainnya. Dengan demikian kita – SVD juga mengambil bagian dalam karya pelayanan umat di bidang pembinaan iman.